Minggu, 30 Januari 2011

Nama :Sri Nurhayati
Kls :x1
No :016
 
 
MINGGU KE SATU17JANUARI 22

NO
HARI /TANGGAL
KETERANGGA
1
Senin 17 januari 20111.Membersihkan leb
2
Selasa 18 januari 20111.Mengonekan Jaringan
2.Ngrimping Kabel
3.Membersihkan Leb
4.Menonekan internet
3
Rabu 19 januari 20111.Membuat webshoting
2.Menstatikan IP
3.Add Printer
4
Kamis 20 januari 20111.Sakit
5
Jumat 21 januari 20111.Sakit
6
Sabtu 22 januari 20111.Menginstal ubuntu server

 
 
MINGGU KE DUA TGL 24 JANUARI 29
 
 

NO
HARI / TANGGAL
KETERANGGAN
1
Senin 24 januari 20111.PIKET
2
Selasa 25 januari 20111.Konfigurasi DNS Server
2.Menjalankan Clearos di virtual box
3
Rabu 26 januari 20111.Berbagai Fail di windows seven
2.Menginstal windows xp
4
Kamis 27 januari 20111.Instal USB kamera
2.instal smadav
3.Instal office 2007
5
Jumat 28 januari 20111.Tafis
6
Sabtu 29 Januari 20111.Ngrimping kabel

Jumat, 28 Januari 2011

KISAH TELADAN KEPADA ORANG TUA

Sahabat Abu Hurairah sempat gelisah karena ibunya masih dalam jeratan kekufuran. Dalam shahih Muslim disebutkan, dari Abu Hurairah, ia bercerita.
Aku mendakwahi ibuku agar masuk Islam. Suatu hari aku mengajaknya untuk masuk Islam, tetapi dia malah mengeluarkan pernyataan tentang Nabi yang aku benci. Aku (pun) menemui Rasulullah dalam keadaan menangis. Aku mengadu.
“Wahai Rasulullah, aku telah membujuk ibuku untuk masuk Islam, namun dia menolakku. Hari ini, dia berkomentar tentang dirimu yang aku benci. Mohonlah kepada Allah supaya memberi hidayah ibu Abu Hurairah”. Rasulullah bersabda : “Ya, Allah. Tunjukilah ibu Abu Hurairah”. Aku keluar dengan hati riang karena do’a Nabi. Ketika aku pulang dan mendekati pintu, maka ternyata pintu terbuka. Ibuku mendengar kakiku dan berkata : “Tetap di situ Abu Hurairah”. Aku mendengar kucuran air. Ibu-ku sedang mandi dan kemudian mengenakan pakaiannya serta menutup wajahnya, dan kemudian membuka pintu. Dan ia berkata : “Wahai, Abu Hurairah ! Asyhadu an Laa Ilaaha Illa Allah wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu wa Rasuluhu”. Aku kembali ke tempat Rasulullah dengan menangis gembira. Aku berkata, “Wahai, Rasulullah, Bergembiralah. Allah telah mengabulkan do’amu dan menunjuki ibuku”. Maka beliau memuji Allah dan menyanjungNya serta berkomentar baik” [Hadits Riwayat Muslim]
Ibnu Umar pernah melihat lelaki menggendong ibunya dalam thawaf. Ia bertanya : “Apakah ini sudah melunasi jasanya (padaku) wahai Ibnu Umar?” Beliau menjawab : “Tidak, meski hanya satu jeritan kesakitan (saat persalinan)”.
Zainal Abidin, adalah seorang yang terkenal baktinya kepada ibu. Orang-orang keheranan kepadanya (dan berkata) : “Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibu. Mengapa kami tidak pernah melihatmu makan berdua dengannya dalam satu talam”? Ia menjawab,”Aku khawatir tanganku mengambil sesuatu yang dilirik matanya, sehingga aku durhaka kepadanya”.
Sebelumnya, kisah yang lebih mengharukan terjadi pada diri Uwais Al-Qarni, orang yang sudah beriman pada masa Nabi, sudah berangan-angan untuk berhijrah ke Madinah untuk bertemu dengan Nabi. Namun perhatiannya kepada ibunya telah menunda tekadnya berhijrah. Ia ingin bisa meraih surga dan berteman dengan Nabi dengan baktinya kepada ibu, kendatipun harus kehilangan kemuliaan menjadi sahabat Beliau di dunia.
Dalam shahih Muslim, dari Usair bin Jabir, ia berkata : Bila rombongan dari Yaman datang, Umar bin Khaththab bertanya kepada mereka : “Apakah Uwais bin Amir bersama kalian ?” sampai akhirnya menemui Uwais. Umar bertanya, “Engkau Uwais bin Amir?” Ia menjawa,”Benar”. Umar bertanya, “Engkau dari Murad kemudian beralih ke Qarn?” Ia menjawab, “Benar”. Umar bertanya, “Engkau punya ibu?”. Ia menjawab, “Benar”. Umar (pun) mulai bercerita, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Akan datang pada kalian Uwais bin Amir bersama rombongan penduduk Yaman yang berasal dari Murad dan kemudian dari Qarn. Ia pernah tertimpa lepra dan sembuh total, kecuali kulit yang sebesar logam dirham. Ia mempunyai ibu yang sangat dihormatinya. Seandainya ia bersumpah atas nama Allah, niscaya aku hormati sumpahnya. Mintalah ia beristighfar untukmu jika bertemu”.
(Umar berkata), “Tolong mintakan ampun (kepada Allah) untukku”. Maka ia memohonkan ampunan untukku. Umar bertanya, “Kemana engkau akan pergi?”. Ia menjawab, “Kufah”. Umar berkata, “Maukah engkau jika aku menulis (rekomendasi) untukmu ke gubernurnya (Kufah)?” Ia menjawab, “Aku lebih suka bersama orang yang tidak dikenal”.
Kisah lainnya tentang bakti kepada ibu, yaitu Abdullah bin Aun pernah memanggil ibunya dengan suara keras, maka ia memerdekakan dua budak sebagai tanda penyesalannya.
[Diadaptasi dari Idatush Shabirin, oleh Abdullah bin Ibrahim Al-Qa’rawi dan Ilzam Rijlaha Fatsamma Al-Jannah, oleh Shalihj bin Rasyid Al-Huwaimil]

Mencari Rezeki dari Jalan yang Halal

Merupakan syarat mutlak bagi terwujudnya keberkahan harta kita ialah harta tersebut diperoleh dari jalan-jalan yang halal.

(لا تستبطئوا الرزق ، فإنه لن يموت العبد حتى يبلغه آخر رزق هو له، فأجملوا في الطلب: أخذ الحلال، وترك الحرام (رواه ابن ماجة وعبد الرزاق والحاكم، وصححه الألباني
Janganlah kamu merasa, bahwa rezekimu terlambat datangnya, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga telah datang kepadanya rezeki terakhir (yang telah ditentukan) untuknya, maka tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, yaitu dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah, Abdurrazzaq, Ibnu Hibban, dan al-Hakim, serta dishahihkan oleh al-Albani).
Di antara hal yang akan menghapuskan keberkahan ialah berbagai bentuk praktik riba,
يَمْحَقُ اللّهُ الْرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (Qs. al-Baqarah: 276).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala mengabarkan, bahwa Ia akan memusnahkan riba, maksudnya bisa saja memusnahkannya secara keseluruhan dari tangan pemiliknya atau menghalangi pemiliknya dari keberkahan hartanya tersebut. Dengan demikian, pemilik riba tidak mendapatkan kemanfaatan harta ribanya, bahkan Allah akan membinasakannya dengan harta tersebut dalam kehidupan dunia, dan kelak di hari akhirat Allah akan menyiksanya akibat harta tersebut.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/328).
Penafsiran Ibnu Katsir ini semakna dengan hadits berikut,
(إن الربا وإن كثُرَ، عاقبتُه تصير إلى قَلَّ  (رواه أحمد الطبراني والحاكم وحسنه الحافظ ابن حجر والألباني
Sesungguhnya, (harta)  riba walaupun banyak jumlahnya, pada akhirnya akan menjadi sedikit.” (HR. Imam Ahmad, ath-Thabrany, al- Hakim dan dihasankan oleh Ibnu Hajar dan al-Albany).
Bila kita mengamati kehidupan orang-orang yang menjalankan praktik-praktik riba, niscaya kita dapatkan banyak bukti tentang kebenaran ayat dan hadits di atas. Betapa banyak pemakan riba yang hartanya berlimpah ruah, hingga tak terhitung jumlahnya, akan tetapi tidak satupun dari mereka yang merasakan keberkahan, ketentraman dan kebahagiaan dari harta haram tersebut.

Agar Bersabar dalam Menghadapi Musibah

      Kalau boleh kita memastikan, maka nyaris tidak ada kehidupan yang sepi dan lepas dari musibah atau cobaan. Pasti dan pasti setiap kita akan mengalaminya, mau tidak mau kita akan menghadapinya, rela ataupun tidak rela kita akan merasakannya, suka atau benci kita pasti akan menerimanya. Dengan itulah Allah Subhanahu Wa Ta’ala menguji di antara hamba-hambaNya, siapakah di antara mereka yang paling baik amalannya? Siapakah di antara hambaNya yang mau menyikapi musibah tersebut dengan rasa sabar dan rela atas takdir yang telah ditentukanNya, dan siapakah diantara mereka yang tetap istiqamah sekalipun musibah demi musibah selalu menerpa silih berganti seakan-akan tidak pernah ada kesudahannya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, artinya, “(Allah Subhanahu Wa Ta’ala) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalannya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
Ketahuilah! Bahwa tidak ada musibah yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala timpakan kepada hambaNya, melainkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menakar kadar musibah tersebut sesuai dengan kadar kemampuan hambaNya. Dan musibah merupakan salah satu sebab seorang dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, bahkan semakin besar musibah yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan, maka semakin besar pula pahala dan kecintaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada hamba tersebut. Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya cobaan (musibah), dan sesungguhnya apabila Allah Subhanahu Wa Ta’ala mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan cobaan kepada mereka, maka barangsiapa ridha, maka baginya keridhaan dari (Allah Subhanahu Wa Ta’ala) dan barangsiapa yang benci, maka baginya kebencian dari (Allah Subhanahu Wa Ta’ala).” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Oleh karena itu seorang muslim hendaklah ia mengetahui kiat-kiat agar dia mampu bersabar dalam menghadapi musibah yang menimpanya. Di bawah ini di antara kiat-kiat yang dapat membuat dan menumbuhkan rasa sabar ketika menghadapi musibah, yakni:
1. Mengetahui balasan dan pahalanya. Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba tertimpa musibah lalu mengucapkan ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, ya Allah berilah aku pahala dari musibahku ini dan berilah untukku ganti yang lebih baik darinya, melainkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberikannya pahala pada musibahnya tersebut dan memberikan ganti untuknya dengan sesuatu yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim).
2. Mengetahui bahwa musibah dapat meleburkan dan menghapuskan dosa-dosa. Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidaklah seorang mukmin tertimpa penyakit, cobaan, kesusahan, kecemasan, dan kesedihan, bahkan sampai duri yang menusuknya, melainkan dengannya Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghapuskan dosa-dosanya.” (Muttafaq ‘Alaih).
Begitu pula Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Cobaan senantiasa akan menerpa orang yang beriman baik lelaki maupun perempuan, baik pada dirinya, anaknya, dan begitu pula pada hartanya, sampai ia bertemu dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak ada satu pun dosa yang ia miliki.” (HR. at-Tirmidzi, al-Hakim dan Ahmad).
3. Beriman dengan takdir yang telah terjadi seperti musibah yang menimpanya. Sesungguhnya musibah tersebut telah ditentukan/ ditakdirkan di dalam ‘Ummu al-Kitab’ sebelum ia diciptakan, maka ini adalah sesuatu yang pasti terjadi. Dan ketidaksabaran seseorang tidaklah menambah sesuatu apa pun kepadanya kecuali musibah itu tetap terjadi.
4. Mengetahui hak Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas dirinya dalam musibah tersebut. Adapun kewajiban seseorang kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam menghadapi musibah, tidak disangsikan lagi adalah bersabar. Atau sabar dan ridha, menurut salah satu di antara dua pendapat yang ada. Maka dia diperintahkan untuk menunaikan hak Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tetap beribadah hanya kepadaNya dalam menghadapi musibah tersebut. Dan ini adalah wajib baginya, jika tidak, maka akan semakin bertambahlah musibah tersebut atas dirinya.
5. Mengetahui bahwa musibah merupakan akibat/ konsekuensi dari dosa yang dilakukannya. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, artinya, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. asy-Syura: 30).
Maka hal ini bersifat umum pada semua musibah baik yang kecil maupun yang besar. Maka hendaklah seseorang ketika mendapatkan sebab ini menyibukkan diri dengan selalu memohon ampunan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala (istighfar), karena istighfar merupakan faktor yang paling besar dalam mencegah terjadinya musibah. ‘Ali bin Abu Thalib Rodhiyallohu ‘Anhu berkata, “Musibah tidak akan menimpa kecuali karena dosa (yang diperbuat), dan musibah tidak akan diangkat kecuali dengan taubat.”
6. Mengetahui bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala meridhoi musibah itu baginya dan telah memilih serta menentukannya, sedangkan ibadah menuntut keridhoan seseorang kepada apa yang diridhoi Tuhannya.
7. Mengetahui bahwa musibah ini adalah obat yang bermanfaat yang diberikan oleh Sang Maha dokter kepadanya Yang Maha Mengetahui akan kemashalatannya, serta lagi Maha Penyayang kepadanya. Maka hendaklah dia bersabar atas (musibah) yang dialaminya. Dan hendaklah dia tidak mengekpresikannya dengan rasa tidak suka (atas musibah tersebut, pen.) dan mengeluhkannya, maka hilanglah manfaatnya.
8. Mengetahui bahwa kesudahan/ efek dari obat ini adalah kesembuhan, keselamatan, kesehatan, hilangnya rasa sakit yang tidak diperoleh dengan selainnya. Jika dirinya tidak suka dengan obat tersebut karena rasanya yang pahit, maka hendaklah dia melihat kepada efek dan pengaruhnya yang baik/ positif. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, artinya, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. al-Baqarah: 216.
9. Mengetahui bahwa musibah tidak datang untuk membinasakan atau membunuhnya, sesungguhnya ia datang hanyalah untuk menguji kesabarannya. Maka saat itu menjadi jelaslah apakah dia layak untuk menjadi penolongNya dan layak dijadikan sebagai salah satu di antara wali-waliNya (kekasihNya) dan golonganNya atau tidak? Dan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala hanyalah Dia berikan kepada orang yang dikehendakiNya, dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala lah yang mempunyai karunia yang besar.
10. Mengetahui bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala mendidik hambaNya baik dengan kesenangan dan kesulitan, nikmat dan musibah, maka hendaklah dia tetap beribadah kepadaNya dalam setiap keadaan. Karena hakikat seorang hamba adalah orang yang beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala di setiap situasi dan kondisi apapun. Dan hendaklah dia berdoa, “Ya Allah, tolonglah aku untuk senantiasa berdzikir kepadaMu, bersyukur (atas nikmat) Mu, dan membaguskan ibadah kepadaMu.”
Maka sebab ini dan yang semisalnya lah yang akan membuahkan kesabaran dalam menghadapi musibah. Jika semakin kuat, maka niscaya akan membuahkan keridhaan dan rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 

Ciri Wanita Muslimah Ahli Surga

Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :
  1. 1. Bertakwa.
  2. 2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
  3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.
  4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
  5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
  6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
  7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
  8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.
  9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
  10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
  11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.
  12.  Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
  13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
  14. Berbakti kepada kedua orang tua.
  15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman : “ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13)
Wallahu A’lam Bis Shawab.

laporan PSG

LAPORAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PSG )
TAHUN 2010/2011

Senin
17 januari 2011
Kegiatan
.Merapikan leb setelah kita merapikan leb kita bukak facebook

Selasa
18 januari 2011
Kegiatannya
Mengoneksikan jaringan
Mengrimping kabel
Membersihkan leb
Mengonekan internet
Carannya
1. Open network and sharing center setelah itu klik local area connection setelah itu klik properties lalu ok.
2. Klik internet protocol version 4 (TCP/IPV4),lalu klik properties atau IP Addess.
3. Klik use the fellowing IP Addres,lalu ketikan IP Addres,subnet mask, default gateway.
4. Klik use following DNS Server addresses



Rabu
19 januari 2011
Kegiatanny
.Add Printer
.Menstatikan IP
Membuat web hosting

Langkah Add Printer adalah
Klik Start
Klik Devices and printers
Add a Printer
Add a network, wirless or Bluetooth printer
Pilih sesuai yang kita inginkan lalu Next
CaRa Menstatikkan LaNgKaH Di WINDOWS SEVEN
1) OpEn control panel (OPen network And Sharing Printer)
Network and internet (view network status and tasks)
local area network
propertis
internet protocol version 4 (TCP/IPv4)
propertis lagi
klik user the fllowing ip aderess
dan IP Aderss Server
kemudian isi.
kemudian OK
2)LaNgKaH meLiHaT StAtIc / BeLuM
Control panel
Network and internet (view network status and tesks)
local arae network
Details
Jika NO Berarti telah berhasil (StAtic)
Langkah_Langkah Menstatikan IP Di linux
1)Klik kanan
Edit Connection
Wired
Add
IPv4 Setting
Bagian Method :Pilih MaNual
Add Kemudian Isi :
Adress :192.168.1.xx
NetMask :24 /255.255.255.0
Dan Gateway : 192.168.1.254
Dan DNS Server jg Yang Sesuai Dgn Informasi Almat IP anda
Close
2) Langkah Mengetahui Static nya
Ping Alamat IP nya Melalui Komputer Yang Lainnya

“Dahulu, wanita adalah makhluk kelas dua. Kehadirannya tak pernah digubris di kehidupan kemasyarakatan. Ia bahkan dianggap sebagai pemuas birahi saja bagi kaum lelaki. Hingga Islam datang memberikan kemuliaan, memahkotakan kehormatan pada tiap episode hidupnya. Hingga mereka mentera sejarah. Mulai dari ceritera ilmu, hingga darah yang tertumpah....”

Kata The Changcuters, wanita adalah racun dunia. Kata Naff, wanita justru mati dan hidupnya. Membingungkan? Owww jelas. Kata-kata yang tertulis di lirik barudak band tersebut belum seberapa. Ada yang lebih membingungkan.

Umar bin Khaththab mengisahkan bahwa, “Pada zaman jahiliyah kami tak pernah memberikan hak apapun bagi wanita. Sampai Allah menurunkan perintah yang penting pada mereka dan memberikan pada mereka bagian yang tepat.” Atau Aristoteles yang justru memandang wanita sebagai makhluk yang ‘belum selesai penciptaannya’. Atau juga dalam Rig Weda yang tertulis, “Tidak boleh menjalin persahabatan dengan wanita. Pada kenyataannya, hati wanita adalah sarang serigala!”

Tetapi, tidak dengan Islam. Ia hadir menyejukkan. Ia hadir menenteramkan. Ia hadir memberikan peluang yang sama besar pada laki-laki maupun perempuan untuk mereguk sebanyak mungkin pahala yang Allah sediakan bagi mereka yang beramal. Kriteria penilaian hanyalah sesiapa yang bertaqwa, ia yang berhak surga.

Oleh itulah buku ini ditulis. Ia disuguhkan untuk mencerahkan langit kehidupanmu wahai para muslimah. Agar engkau tegar, agar engkau sadar. Bahwa engkau lah sosok yang selalu mentera sejarah. Sosok yang selalu ditunggu peranmu untuk kebangkitan ummah. Seperti Khadijah. Layaknya Aisyah.

Menggesakan laju semangatmu untuk berkarya, mengeratkan simpul imanmu agar senantiasa menjadi penerang bagi setiap episode hidupmu. Dengan menggunakan bahasa yang meliuk indah, tidak membaku, dan seolah mengajakmu bicara dari hati ke hati, penulis begitu apik memaparkan rentetan kata dalam tiap chapter-nya. Kemudian, bunga imanmu pun mekar dan mewangi hingga ke surga!
     Air Mata Cinta Pembersih Dosa

BUAT APA mengejar harta dan kekuasaan bila akhirnya kita tinggalkan? Kenapa harus memberi perhatian berlebihan jika para insan tersayang tak bakal menemanimu di liang kesendirian? Sampai kapan engkau tak punya hubungan mesra dengan Allah? Sampai kapan engkau terlena oleh kelapangan dan lalai akan serangan ajal?

Buku ini mengingatkan kita betapa sementara hidup di dunia. Padahal, kesementaraan ini menentukan muara perjalanan kita: rida Allah atau murka-Nya. Ditulis oleh ulama klasik ternama, buku ini menyapa setiap hamba yang berniat meninggalkan maksiat dan dosa. Ia mengajak siapa saja yang merasa punya catatan amal penuh noda untuk membersihkannya dengan air mata. Banyak ayat, hadis, dan syair disajikan guna memantik hasrat bertobat kita. Banyak pula kisah tentang para sahabat Nabi dan para wali. Kisah-kisah itu menuturkan beragam pengalaman, kesadaran, dan kearifan yang bisa kita teladani atau pelajari dalam menjadi petobat.

Bertobat adalah jalan tercepat mendekati Allah. Dan, uniknya, pertobatan yang hendak ditularkan Ibn al-Jawz� kepada Anda bukan semata pertobatan setelah berbuat maksiat atau menumpuk-numpuk dosa. Sebentuk pembiasaan diri meraih ampunan dengan melakukan pelbagai kebajikan di tengah keheningan malam, bahkan dalam gelimang peluang hidup serba berkecukupan, tampak sedang beliau tawarkan.

Nasihat Agung bagi Wanita Muslimah

Nasihat Agung bagi Wanita Muslimah

Oleh: Amimah Hasan Ahmad Muhammad Hasan
Istri  Syaikh Ayman Adh-Dhowahiri hafizhahumalloh

Segala Puji bagi Allah Rabb Semesta Alam, Shalawat dan Salam semoga terlimpah kepada Pemuka Para Rasul Sayyiduna Muhammad SAW dan keluarga beliau beserta para sahabat dan orang-orang yang diberi petunjuk dengan petunjuk beliau dan mengikuti jejak beliau hingga Hari Pembalasan kelak.

Saudari-saudari ku, Para Akhwat Muslimah yang mulia.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sudah lama saya merasa terbebani untuk bisa mengungkapkan kepada kalian apa yang sedang dialami oleh Umat Islam saat ini mulai, dari peristiwa-peristiwa besar hingga situasi-situasi yang sulit, akan tetapi keadaan saya dan kalian jauh berbeda. Dan inilah saatnya saya berbicara kepada saudari-saudariku yang terhormat, akan tetapi akan saya mulai untuk Keluarga dan Sanak Saudara di Negeri kami yang tercinta. Saya katakan kepada mereka: Kami di sini dalam keadaan sehat wal afiat serta dalam naungan nikmat Allah SWT, hati dan jiwa kami selalu bersama kalian walau jarak jauh membentang diantara kita.

Beginilah dunia, pertemuan dan perpisahan akan senantiasa menyelimuti kita dan kami menganggap saya berada dalam kebenaran sedang kebenaran tersebut telah memanggil kami, sebagaimana Firman Allah Ta’ala:

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (Qs. Ali Imran 139).
Semoga kita bias bertemu kembali tak lama lagi Insya Allah karena sesungguhnya kemudahan Allah telah dekat dan jika pertolongan-Nya telah datang maka tidak ada yang bias menghalanginya dengan izin-Nya Ta’ala.

Dan setelah keluarga dan kerabat, saya tujukan kata-kata saya ini untuk para Akhwat terhormat dalam Umat Muslim kita yang berharga. Saya khususkan untuk menyebut Akhwat kita yang tercinta yang sedang ribath di Tanah Jihad di belahan dunia, dan Para Ibu kita yang telah mempersembahkan sebagian hati mereka fie Sabilillah dan dalam menolong diennya. Oleh karena itu mereka tak pernah takut dan bosan untuk menolong Dien ini, berapa banyak mereka persembahkan Para Suami, Anak-anak dan Saudara, berapa banyak pula mereka diuji fie Sabilillah, maka keadaan kami semua dalam keadaan yang serupa.

Para wanita yang sedang ribath dan berjihad serta diuji fie Sabilillah, mereka mempersembahkan apa yang mereka miliki untuk mereka korbankan akan tetapi –dan Allah lah yang tiada ilah selain-Nya- semua itu tidak bahkan tidak akan menyurutkan satu langkah pun dalam membela Dien kita ini walaupun apa saja telah kita alami di jalan ini seperti kehilangan orang yang tercinta dan jauh dari sanak saudara, akan tetapi –walaupun begitu- kami tidak mendapatkan kecuali manisnya apa yang kami alami dan ridha terhadap Rabb kami yang telah memuliakan kami dan menyucikan kami dengannya tanpa ibadah lainnya yaitu dengan memberi rizki kami untuk bias berjihad fie sabilillah, membela dien-Nya dan meninggikan kalimat-Nya. Akan tetapi di tengah ujian yang menghadang, kami masih mampu untuk bisa bertahan hidup atas kemulian dan karunia dari Allah SWT.

Saudari-saudari ku yang tercinta dan terhormat,

Teguh, teguh di jalan ini -jihad- dan kami tidak akan bisa dihentikan oleh kekuatan super power maupun aliansi Negara-negara karena Allah Azza wa Jalla bersama kami, Dia lah cukup bagi kami dan kami serahkan semuanya pada-Nya, kami pun tidak akan pernah takut kepada siapapun juga kecuali kepada-Nya SWT. Dan kami  dengan apa saja yang kami hadapi selama ini –Alhamdulillah- tetap teguh dan gembira dengan apa yang telah dijanjikan Allah SWT dalam firman-Nya:

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (Qs. Al-Baqarah 214).
Kemenangan sudah dekat dengan izin Allah, dan Rabb kami tidak akan pernah lalai dengan janji-Nya Insya Allah, entah itu dengan Kemenangan maupun dengan syahadah (mati syahid), keduanya lebih manis dari yang lain. Dan kami tidak akan pernah muundur dari membela Dien kami karena itu lebih berharga bagi kami.
Saya mengharap kepada Allah untuk diberikan kesabaran bagi kami dan saudari-sadari kami di penjuru dunia –terutama di bumi ribath seperti Palestina, Irak, Chechnya, Afghanistan dan Somalia- serta keteguhan hingga ajal menjemput, entah itu dengan kemenangan maupun syahadah.

“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya” (Qs. Yusuf 21).
Saya ingatkan diri saya sendiri dan para akhwat muslimah yang tercinta terhadap para Shahabiyah Mukminah yang berjihad dan berhijrah, merekalah sebaik-baik tauladan bagi kita, dari merekalah kami mencontoh dan dengan mereka lah kami menghibur diri karena berapa banyak ibroh dan ketetapan yang bisa kita ambil dari siroh mereka harum. Mereka tidak pernah mundur dan bosan dalam mengabdi kepada Dien kita ini dan kami –Insya Allah- dalam jalan mereka. Sebaik-baik tauladan bagi kami adalah Sayyidah Khodijah ra. Saat beliau menolong Rasulllah SAW dalam menjalankan dakwahnya dan berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu selamanya karena engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahmi, berkata jujur, menolong yang lemah dan membela kebenaran”

Begitu pula Sayyidah Shofiyah ra, beliau adalah wanita yang pemberani, saat Kaum Yahudi melewati sebuah benteng kaum muslimin dan kemudian mengepungnya sedangkan ketika itu kaum muslimin sedang menghadapi musuh-musuh mereka di garis depan, maka beliau ra segera turun dan membunuh seorang Yahudi dengan sebuah tongkat tanpa ada rasa takut dan cemas. Sungguh beliau ini lebih pemberani dari pada kebanyakan para lelaki pada zaman ini.

Begitu pula Sayyidah Ummu ‘Imaroh ra saat melindungi Rasulullah SAW pada Perang Uhud  dan terluka dengan 12 luka serta terputus tangan beliau ketika Perang Yamamah dengan 11 luka di selain tangan beliau.

Maka dari mereka lah kami mencontoh dalam membantu suami-suami kami untuk menegakkan kebenaran serta dalam keberanian dan pengorbanan karena kami tidak takut kepada siapapun kecuali hanya Allah SWT.

Adapun Risalah saya yang kedua, saya tujukan kepada Para Akhwat Muslimah yang ditahan di Penjara-Penjara Thoghut:
Saya katakan kepada mereka:
Kalian berada dalam hati kami dan tidak akan pernah kami lupakan karena Insya Allah kami tidak akan menyurutkan kesungguhan kami untuk membebaskan kalian. Kalian adalah harga diri kami dan kami adalah saudari kalian yang tidak akan pernah menyerah selamanya dan Allah mengetahui bahwa kami senantiyasa berdoa supaya Allah menjaga kalian dari segala kejahatan dan keburukan serta membebaskan kalian.

Risalah yang ketiga ini saya tujukan kepada Seluruh kaum Muslmah di Dunia:

Pertama-tama saya serukan kepada mereka untuk senantiyasa beriltizam kepada Hukum-hukum Islam secara keseluruhan karena di dalamnya ada kebahagiaan di dunia dan kemenangan di akhirat dan khususnya untuk beriltizam terhadap Hijab, karena itu adalah pertanda seorang Muslimah yang mengabdi kepada Rabbnya dan Taat terhadap perintah-perintah Nya dan jika ia meninggalkannya maka sesungguhnya ia telah taat kepada Syaithon, sebagaimana kalian ketahui wahai Para Akhwat Muslimah sesungguhnya Penentangan terhadap Hijab adalah termasuk Peperangan besar yang terjadi anata Islam dan Kafir. Orang-orang kafir yang jahat itu menginginkan agar Para wanita melepaskan diennya dan yang pertam-tama bisa melepaskan oleh seorang wanita adalah penampilan dan pelindungnya, karena jika seorang wanita sudah bisa lepas dari penampilan dan pelindungnya maka dengan mudah akan melepaskan pula dien nya yang lain.

Maka wajib bagi seorang wanita Muslimah untuk memperhatikan hal ini baik-baik.
Sebagaimana kalian ketahui pula wahai Para Akhwat Muslimah bahwa barat tidak menginginkan kalian tidak lain hanya untuk menjadikan kalian barang dagangan yang bisa dijual dan menghapus cirri khas keislaman dari diri kalian. Dan Hijab bagi seorang wanita muslimah adalah ciri khas pertama dari ciri-ciri keislaman yang ada karena didalamnya ada kehormatan, kesucian dan pelindung kalian.

Dunia Barat Kafir tidak menginginkan kalian beriltizam terhadap hijab karena iltizamnya seorang wanita terhadap hijab akan bisa menyingkap kebobrokan mereka dan menghinakan akhlak mereka serta melemahkan perkumpulan mereka, maka kemudian Barat Kafir tersebut mulai memperdagangkan para wanita dan menggambarkan bahwa seorang wanita itu adalah barang dagangan yang murah dan bagi mereka wanita itu tidaklah terlindungi dan tidak pula terhormat akan tetapi wanita itu bagi mereka adalah sarana dalam bisnis kotor dan kemaksiatan. Na’udzubillah mindzalik dari ini semua.
Ketahuilah bahwa seorang Wanita Muslimah yang berhijab itu terlindungi kesuciannya dan terhormat di dalam maupun di luar rumah, ia adalah permata yang tersembunyi dan mutiara yang berharga, sebagaimana dalam firman Allah SWT:

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang” (Qs Al-Ahzab 59).
Ini adalah firman Allah Azza wa Jalla kepada Rasul-Nya SAW untuk menasehati istri-istri beliau, putri-putri beliau dan kaum muslimah sekalian , maka oleh karena itu wajib bagi kita wahai saudariku mukminah untuk beriltizam kepada hijab syar’i dan itu lebih baik bagi kita dalam dien maupun kehidupan dunia.

Kedua kalinya saya wasiatkan kepada saudariku muslimah untuk mendidik anak-anak mereka untuk taat kepada Allah SWT dan mencintai Jihad fie sabilillah serta memotivasi para ikhwan, para suami dan anak-anak untuk mempertahankan tanah kaum muslimin dan kekayaannya serta mengembalikannya dari tangan para penjarah yang telah menjarah negeri-negeri kaum muslimin dan merampas kekayaannya, begitu pula untuk menyadarkan umat Islam untuk berlepas diri dari orang-orang ingin bersekutu dengan musuh dan orang-orang yang lalai di bumi Islam.

Saya wasiatkan kepada mereka juga untuk membantu para mujahidin dengan doa dan harta serta membantu mujahidin yang terluka dan para tawanan dengan harta dan penghidupan bagi anak-anak dan istri-istri mereka karena mereka sangat membutuhkan orang-orang yang membantu kebutuhan hidupnya.

Saya ingatkan para akhwat deangan sabda Nabi SAW:
"الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ"
“Puasa adalah perisai, dan sedekah itu menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api” (Diriwayatkan oleh At Tirmidzi, beliau berkata: Hadist Hasan Shohih).
Saya ingatkan pula dengan sabda Nabi SAW:
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ"
“Wahai para wanita, bersedekahlah kalian, karena aku melihat wanita adalah yang paling banyak dari penghuni neraka” (HR Bukhari).
Saya tekankan pula bagi para akhwat muslimah di belahan dunia bahwa peranan wanita muslimah sangatlah penting sekali dalam amal islami, karena wanita itu adalah saudara kandung para lelaki, maka wajib bagi bagi wanita muslimah untuk berusaha bersama para lelaki untuk membela dien dan bangsanya dengan jiwanya, apabila belum mampu maka dengan hartanya dan jika belum mampu maka dengan dakwah di jalan diennya yaitu dengan berdakwah kepada para akhwat muslimah di masjid-masjid, di sekolah, pesantren dan rumah, jika belum mampu juga bisa lewat media internet, kalian bisa berdakwah dengan menulis di dalamnya dan menyebarkannya serta menyebarkan dakwah-dakwahnya para mujahidin dan insya Allah akan sampai dan akan kalian dapati telinga-telinga yang mendengarkan serta hati-hati yang berteriak. Maka saya berharap dari kalian wahai para akhwat muslimah untuk tidak mundur dan bosan-bosannya untuk membela dien kita ini dengan wasilah apapun jua semampu kita.
Sering kali ada pertanyaan tentang apa peran para wanita dan jihad sekarang ini, maka saya katakan: Sesungguhnya Jihad (pada hari ini -pent.) adalah Fardhu ‘Ain bagi setiap Muslim dan Muslimah, akan tetapi jalan untuk menuju peperangan bukanlah hal yang mudah bagi wanita karena dibutuhkan adanya mahrom karena seorang Muslimah itu wajib harus beserta mahromnya apabila dalam perjalanan hingga kembali, akan tetapi kita pun tetap harus membela dien kita ini dengan berbagai macam jalan yang ada, dan kita harus mempersiapkan diri kita dalam menolong para Mujahidin, apapun yang mereka butuhkan dari kita, kita harus siap memenuhinya, entah itu berupa bantuan dengan harta, pelayanan bagi mereka, bantuan berupa informasi, pendapat dan ikut serta dalam peperangan ataupun bahkan hingga amaliyah istisyhadiyah. Berapa banyak Para Muslimah yang melakukan amaliyah istisyhadiyah di Palestina, Irak, dan Chechnya hingga bisa menewaskan para musuh dan mengantarkan mereka kepada kekalahan. Kami berharap semoga Allah menerima amalan mereka dan mendapatkan kebaikan.

Akan tetapi peran kita yang terpenting adalah –semoga Allah menerima amalan kita ini- menjaga Para Mujahidin yaitu dengan menjaga anak-anak mereka, tempat tinggal mereka dan rahasia-rahasia mereka, serta membantu mereka dengan memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka.

Ketahuilah bahwa para akhwat yang sedang hijrah disini –bagi Allah lah segala puji dan anugerah- mereka sedang menjalankan peranan yang besar dalam ruang lingkup hal ini. Mereka senantiasa diselimuti kesabaran, keteguhan, keberanian, zuhud terhadap dunia dan cinta akan akhirat yang mereka dambakan di tengah kesempitan hidup yang mereka hadapi yang berupa kehilangan suami, anak dan orang tua, tempat tinggal yang berpindah-pindah, bahkan sebagian mereka ada yang diuji dengan menjadi tawanan, akan tetapi mereka tetap sabar dan mengharap kepada Allah semata, bagi Allah lah segala puji dan anugerah.

Sebagai penutup saya ingatkan Para Akhwat sekalian bahwa Ajal dan Rizqi itu sudah tertulis di sisi Allah dan Jihad itu tidak mempercepat Ajal maupun mengurangi rizqi. Sesungguhnya Jihad pada hari ini menjadi Fardhu ‘Ain, karena musuh bule kafir telah menjajah Negeri Kaum Muslimin dan tempat suci yang tiga (Makkah, Madinah dan Al-Aqsha –pent.) dibawah control dan jajahan mereka, begitu juga kaum muslimin telah dikuasai oleh Penguasa Murtad, sedangkan Para Ulama telah berijma’ tentang wajibnya menumbangkan kemurtadan.

Sebagaimana perkataan Syahidul Islam –sebagaimana kita harapkan- Asy Syaikh Abdullah Azzam rahimahullah bahwa sesungguhnya Jihad hukumnya telah menjadi Fardhu ‘Ain bagi seluruh Umat Islam sejak jatuhnya kekuasaan di Andalusia.

Begitu pula para komandan mujahidin juga menyerukan kepada Umat Islam untuk berangkat ke medan-medan Jihad, maka bagi kita kaum muslimah yang tercinta supaya jangan sampai ketinggalan dalam melaksanakan Kewajiban Syar’ie ini, serta mengobarkan semangat jihad kepada yang lain.

Saya kabarkan kepada kalian bahwa Jihad ini sedang berada dalam kemenangan dan kesuksesan dan ketahuilah bahwa Media Barat yang walaupun memberikan pernyataan tentang kerugian Armada Salibis dan Yahudi di banyak medan-medan Jihad akan tetapi sesungguhnya hal itu adalah sebagian kecil dari yang sebenarnya serta menyembunyikan sebagian besar fakta yang ada, maka hendaklah kalian berpedoman kepada Media Mujahidin yang memberikan fakta langsung dari lapangan serta menyingkap kebohongan Media Barat.

Dan inilah kami di depan kalian yang masih diberikan kehidupan dan menunjukkan ketidakberdayaan Para Salibis. Jauh sebelum 8 tahun yang lalu sejak dimualinya Perang Salib, kami masih –dengan idzin Allah- bisa berjihad dari Chechnya hingga Maghrib Islami (Maroko), maka bertaqwalah kalian dengan pertolongan Allah yang telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah” (Qs. An-Nisa’ 76).
Kemudian saya serahkan kalian dalam penjagaan Allah dan lindungan-Nya dan akhir kata Segala Puji bagi Allah Rabb Semesta Alam dan Salawat Allah teruntuk Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.

Menjaga Kehormatan Wanita Muslimah

            Wahai saudariku muslimah, wanita adalah kunci kebaikan suatu umat. Wanita bagaikan batu bata, ia adalah pembangun generasi manusia. Maka jika kaum wanita baik, maka baiklah suatu generasi. Namun sebaliknya, jika kaum wanita itu rusak, maka akan rusak pulalah generasi tersebut.

Maka, engkaulah wahai saudariku… engkaulah pengemban amanah pembangun generasi umat ini. Jadilah engkau wanita muslimah yang sejati, wanita yang senantiasa menjaga kehormatannya. Yang menjunjung tinggi hak Rabb-nya. Yang setia menjalankan sunnah rasul-Nya.

Wanita Berbeda Dengan Laki-Laki

Allah berfirman,

وَمَاخَلَقْتُ الجِنَّ وَ الإِنْسَ إِلاَّلِيَعْبُدُوْنِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Qs. Adz-Dzaariyat: 56)

Allah telah menciptakan manusia dalam jenis perempuan dan laki-laki dengan memiliki kewajiban yang sama, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Dia telah menempatkan pria dan wanita pada kedudukannya masing-masing sesuai dengan kodratnya. Dalam beberapa hal, sebagian mereka tidak boleh dan tidak bisa menggantikan yang lain.

Keduanya memiliki kedudukan yang sama. Dalam peribadatan, secara umum mereka memiliki hak dan kewajiban yang tidak berbeda. Hanya dalam masalah-masalah tertentu, memang ada perbedaan. Hal itu Allah sesuaikan dengan naluri, tabiat, dan kondisi masing-masing.

Allah mentakdirkan bahwa laki-laki tidaklah sama dengan perempuan, baik dalam bentuk penciptaan, postur tubuh, dan susunan anggota badan.

Allah berfirman,

وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى

“Dan laki-laki itu tidaklah sama dengan perempuan.” (Qs. Ali Imran: 36)

Karena perbedaan ini, maka Allah mengkhususkan beberapa hukum syar’i bagi kaum laki-laki dan perempuan sesuai dengan bentuk dasar, keahlian dan kemampuannya masing-masing. Allah memberikan hukum-hukum yang menjadi keistimewaan bagi kaum laki-laki, diantaranya bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, kenabian dan kerasulan hanya diberikan kepada kaum laki-laki dan bukan kepada perempuan, laki-laki mendapatkan dua kali lipat dari bagian perempuan dalam hal warisan, dan lain-lain. Sebaliknya, Islam telah memuliakan wanita dengan memerintahkan wanita untuk tetap tinggal dalam rumahnya, serta merawat suami dan anak-anaknya.

Mujahid meriwayatkan bahwa Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata: “Wahai Rasulullah, mengapa kaum laki-laki bisa pergi ke medan perang sedang kami tidak, dan kamipun hanya mendapatkan warisan setengah bagian laki-laki?” Maka turunlah ayat yang artinya, “Dan janganlah kamu iri terhadap apa yang dikaruniakan Allah…” (Qs. An-Nisaa’: 32)” (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari, Imam Ahmad, Al-Hakim, dan lain sebagainya)

Saudariku, maka hendaklah kita mengimani apa yang Allah takdirkan, bahwa laki-laki dan perempuan berbeda. Yakinlah, di balik perbedaan ini ada hikmah yang sangat besar, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Mari Menjaga Kehormatan Dengan Berhijab

Berhijab merupakan kewajiban yang harus ditunaikan bagi setiap wanita muslimah. Hijab merupakan salah satu bentuk pemuliaan terhadap wanita yang telah disyariatkan dalam Islam. Dalam mengenakan hijab syar’i haruslah menutupi seluruh tubuh dan menutupi seluruh perhiasan yang dikenakan dari pandangan laki-laki yang bukan mahram. Hal ini sebagaimana tercantum dalam firman Allah Ta’ala:

وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ

“dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya.” (Qs. An-Nuur: 31)

Mengenakan hijab syar’i merupakan amalan yang dilakukan oleh wanita-wanita mukminah dari kalangan sahabiah dan generasi setelahnya. Merupakan keharusan bagi wanita-wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam untuk meneladani jejak wanita-wanita muslimah pendahulu meraka dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam masalah berhijab. Hijab merupakan cermin kesucian diri, kemuliaan yang berhiaskan malu dan kecemburuan (ghirah). Ironisnya, banyak wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam keluar di jalan-jalan dan tempat-tempat umum tanpa mengenakan hijab, tetapi malah bersolek dan bertabaruj tanpa rasa malu. Sampai-sampai sulit dibedakan mana wanita muslim dan mana wanita kafir, sekalipun ada yang memakai kerudung, akan tetapi kerudung tersebut tak ubahnya hanyalah seperti hiasan penutup kepala.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
“Semoga Alloh merahmati para wanita generasi pertama yang berhijrah, ketika turun ayat:
“dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya,” (Qs. An-Nuur: 31)
“Maka mereka segera merobek kain panjang/baju mantel mereka untuk kemudian menggunakannya sebagai khimar penutup tubuh bagian atas mereka.”
Subhanallah… jauh sekali keadaan wanita di zaman ini dengan keadaan wanita zaman sahabiah.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa hijab merupakan kewajiban atas diri seorang muslimah dan meninggalkannya menyebabkan dosa yang membinasakan dan mendatangkan dosa-dosa yang lainnya. Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya hendaknya wanita mukminah bersegera melaksanakan perintah Alloh yang satu ini.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, kemudian mereka mempunyai pilihan (yang lain) tentang urusan mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36)

Mengenakan hijab syar’i mempunyai banyak keutamaan, diantaranya:

1. Menjaga kehormatan.
2. Membersihkan hati.
3. Melahirkan akhlaq yang mulia.
4. Tanda kesucian.
5. Menjaga rasa malu.
6. Mencegah dari keinginan dan hasrat syaithoniah.
7. Menjaga ghirah.
8. Dan lain-lain. Adapun untuk rincian tentang hijab dapat dilihat pada artikel-artikel sebelumnya.

Kembalilah ke Rumahmu

وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ

“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu.” (Qs. Al-Ahzab: 33)

Islam telah memuliakan kaum wanita dengan memerintahkan mereka untuk tetap tinggal dalam rumahnya. Ini merupakan ketentuan yang telah Allah syari’atkan. Oleh karena itu, Allah membebaskan kaum wanita dari beberapa kewajiban syari’at yang di lain sisi diwajibkan kepada kaum laki-laki, diantaranya:

1. Digugurkan baginya kewajiban menghadiri shalat jum’at dan shalat jama’ah.
2. Kewajiban menunaikan ibadah haji bagi wanita disyaratkan dengan mahram yang menyertainya.
3. Wanita tidak berkewajiban berjihad.

Sedangkan keluarnya mereka dari rumah adalah rukhshah (keringanan) yang diberikan karena kebutuhan dan darurat. Maka, hendaklah wanita muslimah tidak sering-sering keluar rumah, apalagi dengan berhias atau memakai wangi-wangian sebagaimana halnya kebiasaan wanita-wanita jahiliyah.

Perintah untuk tetap berada di rumah merupakan hijab bagi kaum wanita dari menampakkan diri di hadapan laki-laki yang bukan mahram dan dari ihtilat. Apabila wanita menampakkan diri di hadapan laki-laki yang bukan mahram maka ia wajib mengenakan hijab yang menutupi seluruh tubuh dan perhiasannya. Dengan menjaga hal ini, maka akan terwujud berbagai tujuan syari’at, yaitu:

1. Terpeliharanya apa yang menjadi tuntunan fitrah dan kondisi manusia berupa pembagian yang adil diantara hamba-hamba-Nya yaitu kaum wanita memegang urusan rumah tangga sedangkan laki-laki menangani pekerjaan di luar rumah.
2. Terpeliharanya tujuan syari’at bahwa masyarakat islami adalah masyarakat yang tidak bercampur baur. Kaum wanita memiliki komunitas khusus yaitu di dalam rumah sedang kaum laki-laki memiliki komunitas tersendiri, yaitu di luar rumah.
3. Memfokuskan kaum wanita untuk melaksanakan kewajibannya dalam rumah tangga dan mendidik generasi mendatang.

Islam adalah agama fitrah, dimana kemaslahatan umum seiring dengan fitrah manusia dan kebahagiaannya. Jadi, Islam tidak memperbolehkan bagi kaum wanita untuk bekerja kecuali sesuai dengan fitrah, tabiat, dan sifat kewanitaannya. Sebab, seorang perempuan adalah seorang istri yang mengemban tugas mengandung, melahirkan, menyusui, mengurus rumah, merawat anak, mendidik generasi umat di madrasah mereka yang pertama, yaitu: ‘Rumah’.

Bahaya Tabarruj Model Jahiliyah

Bersolek merupakan fitrah bagi wanita pada umumnya. Jika bersolek di depan suami, orang tua atau teman-teman sesama wanita maka hal ini tidak mengapa. Namun, wanita sekarang umumnya bersolek dan menampakkan sebagian anggota tubuh serta perhiasan di tempat-tempat umum. Padahal di tempat-tempat umum banyak terdapat laki-laki non mahram yang akan memperhatikan mereka dan keindahan yang ditampakkannya. Seperti itulah yang disebut dengan tabarruj model jahiliyah.

Di zaman sekarang, tabarruj model ini merupakan hal yang sudah dianggap biasa, padahal Allah dan Rasul-Nya mengharamkan yang demikian.

Allah berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti model berhias dan bertingkah lakunya orang-orang jahiliyah dahulu (tabarruj model jahiliyah).” (Qs. Al-Ahzab: 33)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak bisa mencium aromanya. Sesungguhnya aroma jannah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Bentuk-bentuk tabarruj model jahiliyah diantaranya:

1. Menampakkan sebagian anggota tubuhnya di hadapan laki-laki non mahram.
2. Menampakkan perhiasannya,baik semua atau sebagian.
3. Berjalan dengan dibuat-buat.
4. Mendayu-dayu dalam berbicara terhadap laki-laki non mahram.
5. Menghentak-hentakkan kaki agar diketahui perhiasan yang tersembunyi.

Pernikahan, Mahkota Kaum Wanita

Menikah merupakan sunnah para Nabi dan Rasul serta jalan hidup orang-orang mukmin. Menikah merupakan perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya:

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Qs. An-Nuur: 32)

Pernikahan merupakan sarana untuk menjaga kesucian dan kehormatan baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, menikah dapat menentramkan hati dan mencegah diri dari dosa (zina). Hendaknya menikah diniatkan karena mengikuti sunnah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk menjaga agama serta kehormatannya.

Tidak sepantasnya bagi wanita mukminah bercita-cita untuk hidup membujang. Membujang dapat menyebabkan hati senantiasa gelisah, terjerumus dalam banyak dosa, dan menyebabkan terjatuh dalam kehinaan.

Kemaslahatan-kemaslahatan pernikahan:

1. Menjaga keturunan dan kelangsungan hidup manusia.
2. Menjaga kehormatan dan kesucian diri.
3. Memberikan ketentraman bagi dua insan. Ada yang dilindungi dan melindungi. Serta memunculkan kasih sayang bagi keduanya.

Demikianlah beberapa perkara yang harus diperhatikan oleh setiap muslimah agar dirinya tidak terjerumus ke dalam dosa dan kemaksiatan dan tidak menjerumuskan orang lain ke dalam dosa dan kemaksiatan. Allahu A’lam.

Senin, 24 Januari 2011

iNst4L wInDoS Xp

CARA MENGINSTAL WINOWS XP|

Windows XP adalah suatu sistem pengoperasian (operating system) yang paling banyak dipakai sampai saat ini karena selain kemudahan dalam pemakaiannya Windows XP digunakan sebagai standarisasi pembelajaran yang di pakai oleh sekolahan-sekolahan dan perguruan tinggi pada umumnya.
Untuk melakukan penginstalan windows xp diperlukan ketelitian dan kesabaran dalam prosesnya karena memerlukan waktu yang lumayan lama.Ada beberapa jenis windows xp diantaranya windows xp professional, Home Edition, Media Center Edition, Tablet PC Edition, Starter Edition, Professional x64 Edition, Professional 64-bit Edition For Itanium.
berikut langkah-langkah yang mudah dan lengkap cara menginstal windows xp :

1. Siapkan CD WINDOWS XP

2. Siapkan CD DRIVER MOTHERBOARD

3. Atur bios terlebih dahulu agar prioritas bootingnya dimulai dari CD(DVD)-ROM, caranya:

a. Masuk ke BIOS dengan menekan tombol Del, atau F1, atau juga F2.
Pilih menu Advanced Settings, kemudian carilah ‘Boot Priority’ atau yang sejenis.
4. Tunggu beberapa saat sampai muncul tulisan "press any key to boot from CD" seperti tampilan Seperti gambar di bawah ini
5. Tekan ENTER atau sembarang tombol, lalu proses instalasi akan mengecek hardware komputer anda, kemudian akan muncul tulisan "windows setup" seperti gambar dibawah ini

6. lalu file-file di dalam cd akan di load ke dalam komputer, kemudian akan muncul tampilan "welcome to setup" seperti gambar dibawah ini
7. Tekan "ENTER" untuk menginstal windows xp, "R" untuk repair system windows yang sebelumnya pernah terinstal, "F3" untuk keluar dari proses instalasi, lalu akan muncul (End User Licese Aggrement) seperti gambar di bawah ini

8. Tekan "F8" kemudian proses instalasi akan mencari dan membaca partisi hardisk anda, kemudian akan muncul semua partisi hardisk anda, seperti gambar di bawah ini
9. Tekan "ENTER" untuk langsung menginstal windows, "C" untuk membuat partisi hardisk anda, kapasitas partisi sesuai dengan kebutuhan anda, dalam satuan MB, selanjutnya jika anda membuat partisi dengan menekan tombol "C", maka akan muncul gambar seperti di bawah ini
10. Kemudian tuliskan kapasitas partisi yang ingin anda buat, seperti terlihat pada gambar diatas, sebagai contoh, misalkan kapasitas hardisk anda 40 GB, lalu anda ingin membagi dua, maka tuliskan 20000,jangan 20, karna partisi satuannya MB, tentunya anda mengerti kan...?? cat" 1GB = 1000 MB
11. Kenudian tekan "ENTER" maka akan muncul gambar seperti dibawah ini
12. kemudian pilih "format the partition using the NTFS file system (Quick)" atau "format the partition using the NTFS file system (Quick)" lalu tekan "ENTER" maka akan muncul layar sepert gambar di bawah ini

13. Kemudian arahkan pointer pada posisi "unpartitioned space", lalu tekan "C" maka akan muncul gambar seperti gambar sebelumnya, dalam hal ini layar yang akan muncul seperti gambar sebelumnya menunjukan sisa partisi yang telah anda bagi, jika anda cuma membagi 2 partisi saja maka langsung tekan "ENTER" tapi jika anda ingin mempartisi lagi sisa hardisknya maka tinggal di bagi lagi aj, seperti langkah-langkah sebelumnya, mengertikan maksud saya....??
setelah selesai partisi ketika anda menekan "ENTER" seperti yang di jelaskan di atas, maka akan muncul gambar sperti gambar diatas, setelah itu arahkan poiter di posisi C: partition1 [New Raw], tapi biasanya sudah berada di posisi tersebut, maka anda tinggal menekan "ENTER" saja untuk proses instalasi windows, kemudian akan muncul proses format seperti gambar di bawah ini
14. Setelah selesai format, kemudian windows akan ,menyalin file untuk proses instalasi, seperti gambar di bawah ini
15. Setelah proses penyalinan selesai, secara otomatis komputer akan melakukan restart seperti gambar di bawah ini, dalam hal ini untuk mempercepat proses restart, anda bisa langsung menekan "ENTER"
16. Setelah itu akan muncul loading windows seperti gambar di bawah ini
17. selanjutnya proses instalasi windows di mulai 1..2..3...GOoooo muncul layar seperti gambar di bawah ini
18. selanjutnya tinggal menunggu, sambil ngopi jg bisa, biar lebih terinspirasi, eitssss, tp jangan kemana mana dulu, karna selanjutnya akan muncul layar seperti gambar di bawah ini
19. Langsung klik "NEXT" aja BOS...!!! lalu mucul lagi bos layar seperti gambar di bawah ini
20. Isi nama dan organisasinya, terserah BOS aja... lalu tekan "NEXT" kemudian akan muncul layar seperti gambar di bawah ini
21. Masukan serial nombernya, jangan sampe salah ya....!!! kemudian tekan "Next" selanjutnya akan muncul layar administrator, isi aja mau dinamain apa komputernya, terserah deeeehhhhh......
kalau mau pake pasword tinggal di isi juga paswordnya, terserah juga mo apa paswordnya.... lalu tekan "Next" maka muncul layar Date and Time Setting seperti gambar di bawah ini
22. Masukan settingan jam dan tanggal, tentukan juga time zone anda, untuk jakarta : pilih GMT+7 Klik "Next" lagi BOS.... setelah proses instalasi windows delanjutkan, seperti gambar di bawah ini
23. Silahkan Menunggu lumayan lama BOS,.... sampai muncul layar seperti gambar di bawah ini
24. Selanjutnya akan muncul layar work group or computer Domain,seperti gambar di bawah ini
25. jika komputer anda terhubung dengan sebuah domain, maka isikan nama domainnya, tapi jika komputer anda stand alone, maka pilih radio button yang paling atas, lalu tekan "Next"
26. Selanjutnya akan muncul display setting, seperti gambar di bawah ini, klik "OK" aja BOS....!!!
27. Kemudian windows akan mendeteksi tampilan optimal dari PC anda, seperti terlihat pada gambar di bawah ini, Klik "OK" aj BOS...!!!
28. Proses instalasi hampir selesai BOS..... selanjutnya akan muncul loading jendela windows seperti gambar di bawah ini
29. Selanjutnya anda akan dibawa masuk ke dalam windows untuk pertama kalinya seperti terlihat pada gambar di bawah ini, tekan "Next" aj BOS..
30. Selanjutnya akan muncul layar "Help Protect Your PC", seperti gambar di bawah ini, kemudian pilih "Not Right Now" lalu tekan "Next"
31. Kemudian komputer akan mengecek koneksi ke internet, seprti terlihat pada gambar di bawah ini, pilih "Yes" lalu tekan "Next"
32. Kemudian akan muncul pilihan aktivasi windows, seperti gambar di bawah ini, lalu tekan "Next"
33. Setelah itu akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini yang menunjukan pilihan untuk menambah pengguna komputer, Anda bisa memasukkan beberapa pengguna yang akan mengakses komputer Anda, Namun jika satu akun sudah cukup, atau Anda menginstall komputer untuk dipakai bergantian, cukup masukkan satu user kemudian klik "Next"
34. Proses instalasi windows selesai, kemudian akan muncul layar seperti gambar di bawah ini, klik "finish", maka proses instalasi selesai.....
35. Selesailah sudah semua.... kemudian perlahan masuk ke windowsnya seperti telihat pada gambar di bawah ini
36. Kemudian tinggal menginstal CD Driver Motherboad, dan perangkat pendukung lainnya....
      Wanita yang arif dan bijaksana melukis kekuatan lewat masalahnya,
tersenyum saat tertekan,
tertawa saat hati sedang menangis,
memberkahi saat dihina,
mempesona karena memaafkan ...
wanita yang arif dan bijaksana mengasihi tanpa pamrih,
bertambah kuat dalam doa dan pengharapan ....
kata-kata ini diperuntukkan untuk setiap wanita solehah kepunyaan Allah Swt. dimanapun dan kapan pun


                  Alkisah, Imam Syafi’i atau Imam Madzahibul Arba’ yang terkenal cerdas dan paling banyak pengikutnya, bisa dibilang diatara hujjah-hujjahnya terkadang tidak sama dengan para muridnya dan juga dengan gurunya. Imam Hanafi, salah satu murid beliau yang paling cerdas, terkadang dalam berhujjah tidak sama dengan gurunya. Begitu juga dengan Imam Abu Hanifah, meskipun Imam Syafi’i tidak sezaman dengan beliau, Imam Abu Hanafi bagi Imam Syafi’i telah dianggap sebagai guru rohani beliau yang paling dihormati dan disegani. Hal ini terbukti dikala ada satu perbedaan mengenai kaifiyatu atau cara berdo’a. Imam Abu Hanafi dalam berdo’a, beliau tidak menyuruh para pengikutnya untuk menengadahkan atau mengangkat ke dua tangan. Sedangkan Imam Syafi’i, beliau selalu menganjurkan kepada para pengikutnya untuk mengangkat ke dua tangan. Nah, pada satu ketika di mana Imam Syafi’i saat itu berziarah ke makam Imam Abu Hanifah, sesampainya di sana, beliau ketika berdo’a tidak mengangkat ke dua tangannya. Sepintas hal ini terlihat aneh, Imam Syafi’i yang mengajarkan kepada para pengikutnya supaya mengangkat tangan ketikan berdo’a, beliau sendiri ternyata ketika berdo’a di depan makam Imam Abu Hanafi tidak mengangkat ke dua tangan. Mengapa Imam Syafi’i melakukan demikian? Hal ini tidak lain, tindakan beliau itu dalam rangka menghormati hujjah atau ajaran gurunya Imam Hanifah yang mengajarkan bahwa ketika berdo’a tidak usah mengangkat ke dua tangan. Kisah serupa juga pernah diungkap, bahwa suatu hari KH. Hasyim As’ari hendak silaturrahmi kepada KH. Sholeh Mas Kumambang-Gresik. Mendengar berita bahwa pendidri NU ini akan datang, maka seminggu sebelum kedatangan KH. Hasyim As’ari, beliau Kyai Sholeh menginstruksikan kepada semua warga sekitar agar tidak menabuh kentongan atau jedor baik yang ada di mushollah ataupun yang ada di masjid. Hal ini dilakukan tidak lain, karena beliau sangat menghormati KH. Hasyim As’ari yang salah satu hujjahnya, beliau tidak menganjurkan menabuh kentongan atau jedor di masjid atau di mushollah ketika hendak sholat. Sedangkan KH. Sholeh Mas Kumambang sendiri termasuk salah satu ulama’ yang menganjurkan para pengikutnya untuk menabuh jedor atau kentongan ketika hendak sholat. Subhanallah….! Inilah yang dikatakan memahami perbedaan dengan sikap ‘arif dan bijaksana. Dan juga termasuk cerminan bagi generasi ulama’ berikutnya untuk tidak saling gontok-gontokan, saling ngotot hanya karena berbeda pendapat dalam urusan agama. Asalkan bukan masalah syariat dan ‘aqidah, mengapa kita harus saling menonjolkan sikap egoisme, bahkan lebih-lebih kyai sana dengan kyai situ, ustadz sana dengan ustadz situ saling bermusuhan hanya karena beda pemahaman saja. Jika kita bandingkan, lebih hebat mana anda yang bergelar seorang kyai ataupun tokoh masyarakat dengan Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah, KH. Hasyim As’ari dan KH. Sholeh? Hanya karena masalah sepeleh saja, anda sudah melahirkan image ketidakharmonisan dalam menjalankan perintah Allah dan rosulnya. Mereka yang sangat ‘alim dan ‘arif seperti itu tidak pernah ribut apalagi tawur dalam masalah-masalah agama yang sebenarnya tidak pantas untuk diperdebatkan, mereka justru saling menghormati dan selalu bersikap ‘arif dan bijaksana menanggapi perbedaan tersebut. Diakui atau tidak, image ketidakharmonisan seperti di atas kerap kita jumpai di kalangan tokoh masyarakat kita. Meskipun tidak mayoritas, setidaknya pandangan kurang sedap tersebut akan mendapat penilaian yang sangat sensitif dari masyarakat atau orang-orang awam yang ada di bawahnya. Maka jangan heran, jika ada ungkapan-ungkapan kata seperti; “kyai kok malah ribot lan carok karepe dewe”, “kyaine ae wes ribot,opomane pengikute?” Ya, kata-kata inilah yang sering kita dengar dari obrolan dan cangkruan masyarakat. Jika kondisi seperti ini terus terjadi, bukan tidak mungkin masyarakat justru menjauhi para pemuka agama dalam kehidupan mereka. Jika sudah demikian, pantaskah jika kita menyalahkan sikap mereka yang memilih ‘anti kyai’ atau lain sebagainya. Tulisan ini dibuat bukan berarti ingin menggurui mereka para tokoh masyarakat yang sedang menjalankan misi dakwahnya. Tanpa mengurangi rasa ta’dim dan hormat, penulis hanya menggambarkan satu kondisi hidup yang dinilai kurang pantas untuk dilakukan apalagi di budidayakan. Lewat tulisan sederhana ini, setidaknya ada muatan atau kandungan nilai yang mungkin bisa kita ambil, atau setidaknya kita segera instropeksi diri dan berbenah diri dari ‘kebiasaan’ yang kurang pantas dilakukan bagi seorang pemuka agama (khususnya). Sebagaimana kita tahu, bahwa perbedaan (khususnya dalam ideologi) merupakan hal yang sangat wajar dan sah-sah saja. Justru di sinilah letak kekuasaan Allah SWT. Meskipun Allah membekali kita dengan akal dan pikiran, toh, dalam menghadapi persoalan hidup, kita pun memiliki cara yang berbeda dalam mengatasinya. Yang ada justru dengan perbedaan ideologi inilah kita bisa saling melengkapi satu sama lain, dan bisa tukar pendapat. Dari sinilah, kita seharusnya juga saling bahu-membahu dan menciptakan suasana kondusif, serta yang terpenting dari itu semua adalah, kita bisa sadar bahwa sehebat dan sepintar apapun kita dalam mengarungi roda kehidupan, kita tetap masih membutuhkan bantuan orang lain, baik bantuan berupa fisik, ataupun bantuan pemikiran. Hal ini tidak lain, karena kita pada dasarnya adalah mahluk yang lemah dan tak kuasa. Dengan terciptanya suatu pemikiran atau pemahaman yang berbeda-beda antara ulama’ A dan ulama’ B, kyai A dengan kyai B, seharusnya harus saling menghargai dan bisa menerima perbedaan tersebut. Bukan malah memperkeruh satu permasalahan yang terjadi karena bedanya pemahaman. Lihat kembali bagaimana sejarah Imam Syafi’i, Imam Abu Hanafi, KH. Hasyim As’ari, dan KH. Sholeh, serta ulama yang lain dalam merespon dan menyikapi permasalahan beda pendapat tersebut. Tidak pernah terdengar di antara mereka saling mengunggulkan pendapatnya masing-masing, apalagi menyikapi perbedaan tersebut dengan letupan emosi dan bersikap apriori. Ulama’ adalah jembatan di tengah-tengah permasalahan yang sedang bergulat di masyarakat, sekaligus ‘tongkat’ bagi umat dalam menjalani kehidupan. Jika diatara mereka saja sudah tidak lagi terjadi keharmonisan, saling mengunggulkan diri, tidak mau menerima pendapat ulama’ lain, serta saling mendahulukan ego masing-masing, apakah dengan kondisi seperti ini estafet kepemimpinan rosul bisa terus berjalan? Serta bagaimana reaksi masyarakat yang ia bina ketika melihat para tokoh idamannya sudah tidak lagi mencerminkan kesahajaan, dan tidak lagi menampakkan keharmonisan diantara sesamanya? Sekali lagi penulis sampaikan, bahwa dengan segala bentuk perbedaan (terutama masalah pemikiran), ulama’ ataupun tokoh masyarakat harus tetap menjaga ukhuwah islamiyah, tetap menjaga image baik di depan masyarakat, dan menerima perbedaan tersebut dengan sikap terbuka serta menyikapinya dengan ‘arif dan bijaksana. Jika hal ini bisa tercipta, maka perbedaan tetap menjadi satu hal yang indah, dan semakin memberikan kesan, bahwa perbedaan tersebut adalah salah satu seni kehidupan, hasil kreasi pemikiran manusia, serta karya seseorang yang harus diabadikan.



                  "MUSLIMAH MUKMINAH YANG SEJATI"  
     Seringkali kita mendengarkan tentang kisah-kisah srikandi    Islam yang gagah berani seperti Siti Fatimah, Khadijah r.a., Khaulah Al-Azwar, Nusaibah serta ramai lagi muslimah-muslimah tauladan. Ramai yang mengatakan bahawa tidak mungkin kita akan mencapai tahap srikandi-srikandi mulia tersebut. Namun sedarkah kita, penilaian terhadap perjuangan seseorang itu hanyalah Allah s.w.t. yang berkuasa menentukan.
        Keikhlasan dan kesediaan kita untuk menyerahkan diri sepenuhnya pada jalan perjuangan Islam ini adalah tunjang utama untuk menjadi mujahidah sejati. Namun syarat yang paling utama ialah keutuhan aqidah yang akan mendorong kita untuk thabat dalam membantu agama Allah s.w.t.
        Ingatlah, dahulu kaum wanita menjadi bahan hinaan kaum-kaum jahiliyah terdahulu bahkan dianggap lebih hina dari binatang. Namun, cahaya Islam merubah segalanya. Kaum wanita diangkat martabatnya dan diberi hak yang sewajarnya. Islam memuliakan wanita sehingga terdapat surah An-Nisa’ yang bermakna ‘wanita-wanita’ yang banyak menyentuh tentang hal ehwal wanita. Di sini, saya ingin menyentuh beberapa skop muslimah sebagai pejuang agama secara ringkas.
        Jika menyentuh tentang perkara ini, pasti kita tidak lari dari memikirkan tentang puteri-puteri Rasulullah seperti Zainab, Ruqaiyyah, Ummu Kaltsum dan Fatimah. Namun, sejarah lebih ‘menghighlightkan’ Fatimah dari segi seorang anak kerana rapatnya beliau dengan Rasulullah. Fatimah lah yang membersihkan belakang Rasulullah apabila diletakkan najis oleh kaum musyrikin bahkan beliaulah yang memangku baginda Rasul di saat menjelang kewafatan baginda. Bagaimana pula dengan kita?

Secara umumnya, wajib ke atas anak itu membantu kedua ibu-bapanya serta berusaha tidak membebankan mereka dari segala segi. Jika sahabat-sahabat memiliki bapa atau ibu atau kedua-duanya yang beriltizam sepenuhnya dengan jamaah, maka hendaklah memahami mereka terutama pada saat-saat kesulitan seperti kesuntukan waktu atau harta. Bahkan, perlu bersiap-sedia menghadapi kemungkinan yang lebih dari itu kerana jalan perjuangan itu penuh mehnah dan tribulasi.
        Bagi mereka yang memiliki ibu bapa yang neutral atau pun menentang, hendaklah berusaha memahamkan mereka tentang Islam secara beransur-ansur. Jangan mengharapkan mereka akan memahami kita jika tidak menjaga adab dan tanggungjawab sebagai anak sebagaimana sepatutnya. Tidak perlulah diceritakan tentang penglibatan kita dalam jamaah kerana mereka pastinya akan bimbang lantas melarang kita menyertai perjuangan ini lantaran ketidakfahaman. Tetapi cukuplah kita berusaha menjadi anak yang soleh dan tidak menyakitkan hati mereka walaupun pemikiran dan pemahaman adalah bertentangan. Ingat, sehebat mana seorang anak itu, redha ibu bapa lah yang akan memandu kita kepada redha Allah.


                Walaupun KIta belum berkahwin, tetapi hendaklah mengambil kisah akan hal ini kerana ia adalah masa depan dunia dan akhirat. Pertamanya amatlah dituntut kepada para mujahidah memilih para mujahid yang beriltizam dengan perjuangan Islam. Walaupun kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa hadapan, namun ciri-ciri itu sudah dapat dilihat pada usia seorang pemuda. Perkara ini penting bagi melahirkan baitul muslim yang akan melahirkan masyarakat muslim yang akan mendokong ke arah tertegaknya Islam di bumi ini.
             Hendaklah kalian menjadi sayap kiri perjuangan suami dan memahami bahawa perjuangan ini menuntut pengorbanan dan pastinya tidak dimanjai dengan harta dunia. Bersiap-sedialah untuk meletakkan Islam sebagai kepentingan dan agenda utama hidup suami kalian bahkan hidup diri kalian sendiri. Ingatlah akan pengorbanan Saidatina Khadijah dalam membantu perjuangan Rasulullah dan menjadi peneman suka duka baginda sehingga tiada gantinya lagi.
              Selain itu, sudah menjadi tanggungjawab kalian untuk memberi motivasi kepada para isteri mujahidin yang lain supaya mereka tidak tergugat dengan dugaan dan tidak goyah dengan harta dunia.
             Ini merupakan ‘stage’ terpenting kerana diibaratkan tangan ibu itu bisa menggoncang dunia. Dari rahim yang lembut itu, lahir Rasulullah s.a.w. yang tercinta. Dari rahim yang lembut itu lahir pejuang-pejuang Islam seperti Muhammad Al-Fateh, Salahuddin Al-Ayyubi dan Imam Hasan Al-Banna. Juga dari rahim yang lembut tetapi utuh itu lahir para ulama’ dan tokoh-tokoh agama yang ulung seperti Imam Malik, Imam As-Syafe’i dan Imam Bukhari.
                Jika menyusur sirah para nabi, kebanyakannya ibu mereka adalah terdiri daripada wanita yang solehah seperti Maryam ibu Nabi Isa, Ibu Nabi Musa, Siti Hajar ibu nabi Ismail dan ibu nabi Sulaiman. Begitu juga dengan ibu para ulama’ seperti ibu Imam Bukhari yang tidak jemu-jemu mendoakan dan menjaga anaknya yang buta sehingga menjadi celik semula seterusnya menjadi ulama’ Hadith yang ulung.
     Maka di sini, dapat diambil contoh tauladan oleh para mujahidah dalam melahirkan dan mendidik generasi yang akan menjadi pewaris ulama’ dan jundullah. Sebagai ibu, hendaklah berusaha membentuk anak-anak menjadi generasi al-Quran serta menjadikan sunnah Rasul ikutan hidup mereka.
      Mutakhir ini, para muslimah telah diberi peranan penting dalam gerakan Islam sehingga ditubuhkan tanzim khas untuk muslimat seperti Dewan Muslimat dan Unit Helwi. Memandangkan AM adalah sebuah jamaah yang masih kecil, maka unit muslimat ini bukanlah sebuah unit yang dhoruriyat mahupun hajiyat untuk ditubuhkan bahkan kita tidak mempunyai kapasiti yang secukupnya untuk itu.



            Muslimin dan muslimat bekerja bersama-sama saling bantu membantu dalam batas syara’ untuk gerak kerja jamaah. Bahkan, terdapat jamaah yang majoritinya adalah muslimat dan yang menggiatkannya adalah kaum hawa ini. Walaupun muslimat tidak mempunyai taklifan syara’ untuk bergiat dalam harakah Islamiyyah, namun memandangkan senario semasa kini di mana kaum Hawa lebih ramai dari kaum Adam memerlukan muslimat untuk turun bersama para muslimin.
                Muslimat pada zaman Rasulullah turut turun ke medan perang untuk membantu para muslimin dari belakang seperti mengubati para tentera yang cedera. Malah terdapat para muslimat yang turut masuk ke medan tempur seperti Nusaibah dan Khaulah Al-Azwar.
             Bahkan, dengan keterlibatan muslimat dalam gerak kerja Islam dapat menangkis tuduhan-tuduhan yang mengatakan Islam itu mengongkong kaum wanita. Ia juga dapat membuka mata-mata mereka dengan kehebatan wanita muslim dalam perjuangan Islam.
            Ingatlah sahabat-sahabat sekalian, bukanlah mudah untuk menjadi mujahidah sejati. Pelbagai rintangan yang perlu dilalui untuk bergelar mujahidah yang diiktiraf Allah. Jika Barat bangga dengan Joan of Ark, kita patut lebih berbangga lagi dengan mujahidah-mujahidah Islam seperti Sumaiyah dan Zainab Al-Ghazali.
            Kepada yang masih solo, jangan dirisau akan jodohmu kerana mujahid yang sejati itu bukanlah tertarik pada rupa tetapi pada perjuanganmu fisabilillah.Rupa paras bukanlah ukuran nilai pada seorang muslimah tetapi iman dan keutuhan jiwa yang berada pada dirinya. Pernah terjadi di Iran di mana wanita-wanita Iran memilih kaum-kaum lelaki yang cedera dalam pertempuran sebagai suami. Malah kaum lelaki terdiri daripada orang-orang yang terpotong kaki dan tangannya akibat perang melawan musuh Allah. Kaum wanita itu mengiginkan lelaki yang bersih jiwanya dan telah teruji bahawa lelaki itu telah siap menyerahkan jiwa raganya untuk Allah yang mereka cintai.



Selasa, 18 Januari 2011

Do’a Agar Anak Menjadi Sholeh

Do’a Agar Anak Menjadi Sholeh

                   Pada posting sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa hidayah dan taufik semata-mata dari Allah dan kita hanya bisa berusaha dan berusaha, namun namanya hidayah tetap kita serahkan pada-Nya.
Tidak usah jauh-jauh, cobalah kita perhatikan nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, penghulu para nabi. Lihatlah bagaimana kehidupan beliau. Perhatikanlah bahwa di waktu kecil saja, beliau dalam keadaan yatim, sudah ditinggalkan ibu bapaknya. Beliau tumbuh dalam keadaan fakir, lalu siapakah yang selalu menjaganya? Siapakah yang menumbuhkan keimanannya? Siapakah yang mewahyukan kitab suci Al Qur’an padanya? Dialah Allah subhanahu wa ta’ala, segala kenikmatan adalah dari-Nya, segala kemuliaan dan sanjungan berhak ditujukan pada-Nya.
Jika kita telah mengetahui hal ini, yakin bahwa yang memberi hidayah adalah Allah dan yakin pula bahwa setiap penjagaan adalah dari-Nya, maka hendaklah kita memanjatkan do’a pada-Nya agar anak dan keturunan kita menjadi sholeh dan baik. Mintalah pada-Nya agar keturunan kita senantiasa mendapat berkah, juga selamat dari berbagai bahaya dan kejelekan. Mintalah pada Allah, semoga mereka senantiasa mendapatkan perlindungan dari gangguan setan, manusia jahat, dan jin. Inilah kebiasaan orang sholih yang sebaiknya kita tiru.
Do’a Untuk Memperbaiki Keturunan
Do’a Pertama
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“ROBBANA HAB LANA MIN AZWAJINA WA DZURRIYATINA QURROTA A’YUN, WAJ’ALNA LILMUTTAQINA IMAMAA.” (Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa) (QS. Al Furqon:74)
Do’a Kedua
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي
“ROBBI AWZI’NI AN ASYKURO NI’MATAKALLATI AN ‘AMTA ‘ALAYYA. WA ‘ALA WAALIDAYYA WA AN A’MALA SHOLIHAN TARDHOH, WA ASHLIH LII FI DZURRIYATIY” (Wahai Robbku, ilhamkanlah padaku untuk bersyukur atas nikmatmu yang telah Engkau karuniakan padaku juga pada orang tuaku. Dan ilhamkanlah padaku untuk melakukan amal sholeh yang Engkau ridhoi dan perbaikilah keturunanku) (QS. Al Ahqof:15)
Semoga kita bisa mengamalkan do’a yang mudah dihafalkan ini. Semoga kita tidak jemu untuk selalu memanjatkan do’a kepada-Nya. Allah tidak mungkin membiarkan hamba-Nya yang menengadahkan tangan kepada-Nya, lalu dia pulang dengan tangan hampa.

Senin, 17 Januari 2011

kumpulan pantun lucu, gokil, narsis, gaul, gokil

Wahai teman yang ingin mapan
Jangan anda berpangku tangan
Indonesia pasti maju terdepan
Kalau anda pilih nomor delapan

Duduk sendiri di muka serambi
Sungai Musi di Pulau Harapan
Tekad di hati pilihan diri
So pasti nomor delapan

jalan-jalan kePasar malam
Jangan lupa bawain aku oleh-oleh
habis pulang dari pasar malam
caPe dech……



Kar3na apz ada bata………
Klw bkn Krn TuKang…….
Kar3na apz ada CinTa….
klw Bkn kRn Cayank…..


jalan-jalan kePasar malam
Jangan lupa bawain aku oleh-oleh
habis pulang dari pasar malam
caPe dech……


makan apel sambil minum
keselek donk?
menyelam sambil minum air
kembung donk?
berjalan sambil menoleh
nabrak donk?



ikan hiu makan permen, i miss u man…
ikan hiu makan roti, i miss u sweety…
jaka sembung naik ojek, gue kangen lo jack…
burung nuri burung tekukur, i miss u honey selamat tidur…



mAkAn pIzzA di prAnciz
sAmbiL dengAr lAgu romantiz
bukAn mO sok pUitiz or drAmatiz
tapi mAaf……. aq calon artiz
cUma pEngen bAgi sms grAtiz
kAn sayAng klO gA abIz………..



jangan menulis diatas kaca
menulislah diatas meja
jangan menangis karena cinta
menangislah karena dosa



ancik-ancik pucuking eri
selamat hari raya idul fitri
ndas gundul di kipasi
njaluk ngapuro awaku iki
ngutik-utik macan turu
mugi Alloh nglebur dosaku
taqobballohuminna wa minkum
buah duku buah rambutan
cuci piring bawah jembatan
entah jodohku entah bukan
yang penting persahabatan


Menata bunga di atas nampan
Kalau ingin Indonesia maju
Pilih saja nomor delapan

PANTUN LUCU ,GOKIL,NARSIS,GAUL

PANTUN LUCU,GOKIL,NARSIS,GAUL...............???????????


Kar3na apz ada bata………
Klw bkn Krn TuKang…….
Kar3na apz ada CinTa….
klw Bkn kRn Cayank…..

ikan hiu makan permen, i miss u man…
ikan hiu makan roti, i miss u sweety…
jaka sembung naik ojek, gue kangen lo jack…
burung nuri burung tekukur, i miss u honey selamat tidur…

mAkAn pIzzA di prAnciz
sAmbiL dengAr lAgu romantiz
bukAn mO sok pUitiz or drAmatiz
tapi mAaf……. aq calon artiz

buah duku buah rambutan
cuci piring bawah jembatan
entah jodohku entah bukan
yang penting persahabatan

melon manis di air es
kemana ajach lo ga’ pernah sms

anak tikus rindu ibunya
sombong nich ceritanya

ada kepompong ada kupu
bales donk sms dari aku

berjuta juta juta pohon kangkung
hanya satu pohon beringin
begitu banyak gadis sekampung
hanya kmu yang ku ingin
siiiiiapa niiiiii…….?

Org kaya naik mobil suzuki
Pulang rumah goyang kaki
Org miskin jalan kaki
Pulang rumah setengah mati

BuruNG camar pke celana, Pa kabar yang disana?? Ikankakap jadi radja, Q harap baik2 aja. Burung elang bawa batu,sedang apa yang disitu?? Perut mules makan pepaya, balaz yaw???

bunga mawar jangan di bungkus
kalau dibungkus hilang sarinya,
punya pacar jangan diputus
kalau diputus sakit hatinya”

bis dhuhur itu asar,
ucap janji itu nadhar
tetep menunggu itu sabar,
lagi usaha itu iktiar

Ciri-ciri anak yang sholeh & sholehah:

Ciri-ciri anak yang sholeh & sholehah:
1. Cinta kepada Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun dan tidak beribadah kepada selainNya seperti beribadah kepada, Sapi, Kerbau, Matahari, Nyi Roro Kidul, Dewa-Dewi, Batu, Pohon-pohon besar, Kuburan orang sholeh, patung dan lain sebagainya.
2. Cinta kepada Muhammad SAW sebagai Nabi utusan Allah dengan mematuhi perintahnya dan menjauhi apa yang dilarangnya, serta percaya dengan risalah yang dibawanya yaitu hadits atau As-Sunnah.
3. Cinta kepada Al-Qur’an, dengan selalu membacanya, kemudian senantiasa muroja’ah berusaha menghafalnya karena orang yang menjaganya akan mendapatkan syafaat atau pertolongan kelak di hari kiamat atau hari pembalasan.
 4. Cinta kepada shahabat-shahabat Muhammad SAW yang turut membela dan memperjuangkan Islam disisi Rasulullah SAW dengan tidak membenci mereka ataupun mencaci mereka.
5. Cinta kepada Keluarga Rasulullah yang turut berjuang bersama Rasulullah menyebarkan Islam ke seluruh negeri dan cinta kepada orang-orang yang selalu mengikuti jalannya Rasulullah SAW.
6. Cinta Sholat lima waktu dengan tidak sekalipun meninggalkannya serta mengerjakan sholat-sholat sunnah, bagi anak laki-laki berjama’ah di Masjid dan anak perempuan sholat di rumah mereka tepat pada waktunya.
7. Cinta masjid, karena masjid adalah rumah Allah dengan tidak membuat keributan di dalamnya serta tidak bercanda atau tertawa ketika sholat karena cinta mereka kepada Allah dan menghargai rumah Allah.
8. Cinta kepada kedua orang tua, dengan mematuhi perintahnya, tidak menyakiti hati mereka, selalu berbuat baik kepada mereka, berusaha menyenangkan hati orang tua dan tidak menyusahkan atau membandel terhadap keduanya.
9. Cinta kepada saudara, adik-kakak, kakek-nenek, paman-bibi, tetangga dan seluruh kaum muslimin di seluruh dunia.
10. Cinta dan sayang kepada fakir miskin, anak terlantar, anak yatim, dengan memberikan bantuan sesuai dengan keperluan mereka dan perduli serta tidak mencemooh atau mengolok-olok mereka sebab mereka adalah juga hamba Allah.
Semoga adik-adik bisa mengambil pelajaran dari 10 ciri anak sholeh dan sholehah ini. Amin
Rasulullah SAW = Muhammad SAW

Minggu, 16 Januari 2011

ARTI SEBUAH...... SAHABAT....???

Arti sebuah..sahabat!!

 sahabat adalah keperluan jiwa yang mesti dipenuhi..dialah ladang hati yang kau taburi dengan kasiH dan kau suburi dengan rasa terima kasih..dan dia pulalah naungan dan pendiangmu..karena kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa memerlukan kedamaian.
“Kecantikan yang abadi terletak pada keelokkan adab dan ketinggian ilmu seseorang, bukan terletak pada wajah dan pakaiannya.
Yang meninggikan darjat seseorang ialah akal dan adabnya, bukan asal keturunannya.”
Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acap kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.
BONGKAR PASANG PC


Pembongkaran
1) buka casing sebelah kanan.
2) Lepaskan kabel data cd rom,harddisk yang di mainboard
3) Lepas kabel power cd rom,harddisk&mainboard
4) lepas CD ROM,harddisk.
5) Lepas RAM,LAN card
6) Lepas power supply
7) Lepas main board
Pemasangan
1) Pasang mainboard
2) Pasang power supply
3) Pasang CD ROM,harddisk& LAN
4) Pasangkan kabel data CD ROM,harddisk ke mainboard dan sebaliknya
5) Pasangkan kabel arus CD ROM,harddisk
6) Pasang casing
7) Cek computer
Komponen-komponen yang terdapat pada CPU/PC
1. Casing
2. Power supply digunakan sebagai pencatu daya
3. CD ROM/DVD digunakan untuk untuk tempat media CD
4. Harddisk digunakan sebagai media penyimpanan data
5. Kabel data digunakan sebagai transfer data
6. LAN card digunakan sebagai untuk koneksi jaringan
7. Processor digunakan sebagai otak sebuah pc
8. Fan digunakan sebagai pendingin
9. Mother board digunakan sebagai tempat komponen terpasang